Capil ka isi

Saka

Tumatan Wikipidia Banjar, kindai pangatahuan
Sungai Saka Permai 2

Saka adalah sungai buatan yang digunakan untuk menyalurkan air dari handil ke sawah, serta mengembalikan air saat musim surut. Ukurannya lebih kecil dibandingkan handil dan biasanya dimiliki oleh keluarga atau secara pribadi[1]. Saka memainkan peran penting dalam irigasi lahan sawah di daerah pasang surut, terutama di wilayah pertanian tradisional.

Fungsi dan Pola Saka

[babak | babak asal-mulanya]

Saka-saka diatur dalam pola yang menyerupai duri ikan untuk mengoptimalkan aliran air sekaligus menyediakan akses bagi petani yang menggunakan perahu kecil menuju sawah yang jauh dari handil. Selain sebagai sistem irigasi, saka juga memudahkan pengatusan atau pengelolaan limpasan air dari sungai ke sawah, terutama di lahan rawa.

Para petani tradisional Banjar memanfaatkan saka dalam kelompok yang terdiri dari 7 hingga 10 kepala keluarga. Sistem ini dikembangkan dengan pola garpu dan sisir agar dapat diterapkan di area yang lebih luas, sehingga jumlah pengguna juga meningkat. Pengelolaan saka menjadi kunci keberhasilan pertanian di lahan rawa pasang surut.[2]

  1. ^ Subiyakto, Bambang. 2011. “Anjir, Bubuhan dan Kayuh Baimbai -Sumberdaya Budaya Masyarakat Banjar-.” In Arkeologi dan Sumberdaya Budaya di Kalimantan - Masalah dan Apresiasi-, diedit oleh Heddy Shri Ahimsa-putra, 25–36. Banjarbaru.
  2. ^ Wasita, Wasita & Sunarningsih, Sunarningsih. (2022). Refleksi Tata Kelola Perairan Tradisional Handil dan Saka dalam Drainase Perumahan Kota di Banjarmasin. PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi. 11. 124-139. 10.55981/purbawidya.2022.70.